


Hadirkan Tempat Tinggal bagi Para Penghapal Quran
terkumpul dari target Rp 300.000.000
“Siapa, sih yang tak mau menjadi para penjaga kalam-Nya? Sama halnya jika ditanya siapa yang tidak mau masuk Surga. Tentu semua menjawab “ingin”. Namaku Siti Hartina, orang memanggilku Sihan. Terlahir dari keluarga yang cukup sederhana dan jauh dari istilah “Keluarga Agamis”. Kami sekeluarga tinggal di Sorong yang merupakan salah satu Kota kecil yang sedang berkembang di Provinsi Papua Barat.
Keinginanku untuk menjadi penghafal Qur’an bermula saat aku melihat seorang anak belasan tahun yang sudah hafal 30 juz. Ketika itu aku merasa sangat malu karena diusiaku yang sudah 22 tahun ini aku baru mampu menghafal juz 30 saja. Sehingga mulai detik itu ada keinginan yang sangat besar untuk bisa menghafal 30 juz. Semenjak hari itu aku sering bertanya pada diriku sendiri. “Apa saja yang sudah kulakukan selama 22 tahun hidup di dunia ini? Kenapa aku bisa lalai terhadap kemegahan dunia ini? Mengapa aku bisa lupa dengan akhirat?”.
Pertanyaan itu membuatku tersadar dan akhirnya aku memutuskan setelah lulus dari bangku kuliah aku harus masuk ke pondok tahfizh. Ada rasa terlambat, kemana saja aku selama ini? Tapi kembali aku berazzam bahwa lebih baik terlambat dari pada tidak sama sekali. Akhirnya aku mencoba mendaftarkan diri di salah satu pondok pesantren yang kudapatkan informasinya melalui instagram. Setelah serangkaian tes, akhirnya disinilah aku sekarang, di sebuah pondok tahfizh Qur’an yang terletak di daerah Bandung yang bernama “Hafizh Qur’an Indonesia” atau HAQIN.”
Begitulah kisah salah satu santri Hafizh Quran Indonesia, ia rela meninggalkan kampung halamannya yang jauh di ujung timur Indonesia, Sorong, Papua Barat. Dia bersama santri yang lain masih berjuang menjaga kalamullah bahkan di saat Pandemi Covid-19 saat sekarang ini.
Banyak Sihan-Sihan lain diluaran sana yang memiliki tekad dan keinginan yang sama. Namun karena keterbatasan asrama dan biaya operasional, dari 600an pendaftar, HAQIN hanya mampu menampung 10 santri saja.
Saat ini rumah yang menjadi pusat program Karantina 6 Bulan 30 Juz adalah rumah kontrakan. Diperlukan biaya untuk pembangunan asrama yang dapat menampung lebih banyak santri, yang dilengkapi juga dengan ruangan, sarana prasana dan perlengkapan belajar para santri penghapal Qur'an.
#SahabatBerbagi mau ikut gabung bangun Hafizh Qur’an Indonesia? Klik DONASI SEKARANG dan bagikan kisah mereka sebanyak-banyaknya.

Hadirkan Tempat Tinggal bagi Para Penghapal Quran
terkumpul dari target Rp 300.000.000