
Tebar Kebahagiaan Untuk 1000 Guru

terkumpul dari target Rp. 100.000.000
Seorang bapak berusia 54 tahun, berprofesi sebagai guru agama di salah satu SMA di jakarta, konsistensi dirinya untuk mengabdi tidak tanggung-tanggung, 20 tahun sudah beliau mencurahkan waktunya untuk dunia pendidikan.
Sebagai guru yang masih berstatus honorer tentunya terselip harapan suatu saat ingin seperti Guru lain dapat diangkat menjadi PNS, “ Usia saya sudah 54 tahun, kalaupun besok diterima PNS saya juga tinggal punya waktu 6 tahun lagi untuk ngajar, itupun kalau diangkat", ungkapnya.
Beliau ikhlas ketika mendapati dalam susunan kepegawaian dirinya tidak tercantum di sekolah, Bapak tiga anak ini terkadang diselimuti rasa ketakutan tatkala ada desas desus akan dikeluarkan pihak sekolah. Walau begitu ia tetap bertekad akan terus mengajar hingga akhir hayat.
"Saya takut saja dikeluarin dari kontrak saya 2 tahun lagi ngajar. Tapi jangan suka ngeluh saja kuncinya. Ikhlas saja biar saya hanya bawa uang 10 ribu tiap hari. Yang penting saya ngajar jangan dikeluarin sampai akhir hayat," tuturnya.
Cerita lain datang dari seorang ibu di Jombang, ia merupakan guru di salah satu SD Negeri di Jombang. Ia juga sudah mengabdi selama 20 tahun di dunia pendidikan, sebagai guru honorer ia mendapatkan penghasilan setiap bulan hanya berkisar Rp 300 ribu sampai Rp 500 ribu.
Ia harus menghidupi 3 orang anak dengan kondisi perekonomian yang serba terbatas. Belum lagi suaminya yang bekerja hanya sebagai pekerja serabutan, tentu penghasilannya tak mampu menjadikan kehidupan keluarganya menjadi layak.
Bahkan kerapkali ia harus menggadaikan motor yang menjadi satu-satunya sarana yang ia miliki untuk berangkat mengajar ke Sekolah. Sedangkan untuk jarak rumah ke sekolah tempatnya mengajar mencapai 2 kilometer.
Sahabat, dua kisah tadi mungkin hanya sekelumit potret mengenai kondisi para guru. Namun tidak menutup kemungkinan kondisi tersebut terjadi di sekeliling kita, dan sayangnya luput dari perhatian kita.
Guru adalah pelita penerang dalam gulita, jasanya tiada tara, Guru juga pahlawan tanpa tanda jasa. Kesuksesan kita hari ini tidak terlepas dari jasa dan tentunya do’a yang dipanjatkan para Guru.
Ada kalanya kesibukan menjadikan kita kehilangan waktu untuk menemani Guru mengobrol atau mendatangi Guru baik di kediaman maupun di sekolah. Bahkan sampai saat ini kita belum sempat memberikan hadiah yang berkesan dan bermanfaat yang membuat Guru kita senang.
Rumah Zakat bersama Vanilla dan PGRI akan mengadakan acara “Berbagi Bahagia dengan 1000 Guru”. Acara ini akan diselenggarakan pada tanggal 25 November 2018 bertepatan dengan Hari Guru Nasional.
Yuk #HappyPeople ikut berpartisipasi berikan apresiasi terbaik sahabat melalui Sharing Happiness. Berdonasi melalui Sharing Happiness juga merupakan bentuk ikhtiar kita untuk menunjukkan rasa terima kasih kepada guru.
Semoga apa yang kita berikan menjadi sesuatu yang berkesan dan bermanfaat untuk Guru-guru kita, serta membuat mereka senang. Berbuat Nyata, Berbagi Bahagia, bersama Sharing Happiness!!!

Pesan kamu akan langsung terkirim ke Sandi
