Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Anzar Simanjutak menilai pejudo putri Indonesia, Miftahul Jannah sebagai juara sejati. Karena Miftahul Jannah lebih memilih didiskualifikasi karena menolak melepas jilbab jelang pertandingan di Asian Para Games.

"Bagi saya Saudari Miftahul Jannah pantas menjadi juara sejati, karena beliau punya prinsip yang kuat, di tengah banyak orang yang tidak peduli dengan prinsip hidup", ungkap Dahnil.

Miftahul lebih mempertahankan prinsipnya, padahal seharusnya sebagai tuan rumah hal tersebut tidaklah terjadi. Meskipun di sisi lain menang ada regulasi yang mengatur soal keselamatan para atlet.

Menurut  Dahnil Anzar, seharusnya pihak penyelenggara mampu memberikan solusi mengenai aturan-aturan yang berlaku di setiap cabang olahraga yang berlaga di Asian Para Games. "Namun, dan agaknya tidak pantas terjadi dengan alasan apa pun," tutur Dahnil.

Gagalnya Miftahul Jannah bertanding di pesta olahraga terbesar se-Asia itu lantaran menolak untuk melepas jilbabnya ketika bertanding. Alhasil, wasit akhirnya mendiskualifikasinya. Sebelum laga digelar, wasit sudah memperingatkan Miftahul Jannah untuk melepas jilbabnya.

Karena sesuai regulasi pertandingan, yang mengharuskan setiap pejudo untuk bertanding tanpa penutup kepala. Aturan ini diterapkan demi alasan keselamatan sehingga setiap pejudo harus bertanding tanpa penutup kepala.

Tetapi, Miftahul Jannah bersikukuh untuk tetap menggunakan jilbabnya dan lebih memilih untuk tak bertanding di ajang Asian Para Games 2018. Wasit pun akhirnya mendiskualifikasi pejudo asal Aceh tersebut. Dengan begitu, Oyun dipastikan melaju ke babak selanjutnya.

Sebagai bentuk apresiasi terhadap teguhnya Miftahul Jannah memegang prinsip, melalui Sharing Happiness kami mengajak para sahabat untuk memberikan apresiasi yang sebesar-besarnya untuk Miftahul Jannah.

Mari sahabat berikan dukungan terbaik sahabat untuk Miftahul Jannah, dia juara sejati bangsa Indonesia. Berbuat Nyata, Berbagi Bahagia, bersama Sharing Happiness!!!